Tiga Arca dalam Satu Kesatuan Syiwa di Candi Sambisari

   


  Indonesia adalah negara yang memiliki banyak sekali candi baik candi Hindu atau Budha. Hal ini dipengaruhi oleh faktor kepercayaan yang dianut masyarakat saat itu. Di dalam candi hampir selalu terdapat arca-arca yang beraneka ragam sesuai dengan jenis candinya. Salah satu yang menarik adalah Candi Sambisari. Candi Sambisari merupakan candi Hindu yang terletak di Desa Purwomartani, Kalasan, Sleman. Candi ini merupakan candi bawah tanah terbesar di Indonesia yang pertama kali ditemukan oleh seorang petani bernama Karyowinangun pada tahun 1966. Kompleks candi terdiri dari satu bangunan utama dan tiga bangunan pendamping.
Pada bangunan utama terdapat relung berisi arca yang sangat menarik. Apabila kita menelusuri satu-persatu, kita akan menemukan arca Agastya atau Syiwa Mahaguru di sisi selatan. Di sisi timur kita akan melihat arca dari putra Syiwa yaitu Ganesha, sedangkan di sisi utara terdapat arca Dewi Durga Mahisasuramardini. Ketiga arca ini adalah lambang dari tiga dewa dan dewi yang merupakan satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan putranya.
Arca Agastya atau Syiwa Mahaguru yang terdapat di sisi selatan bangunan utama merupakan lambang dari Dewa Syiwa. Arca ini terbuat dari batuan andesit seperti yang terdapat di candi pada umumnya. Agastya digambarkan sebagai pria yang berjenggot dan memakai kalung tasbih. Perwujudan Syiwa pada acra Agastya didukung dengan adanya trisula di sisi kanannya. Trisula ini merupakan senjata yang sangat sakti dari Dewa Syiwa. Dewa Syiwa merupakan dewa perusak dalam kepercayaan agama Hindu. Trisula ini merupakan senjata sakti yang ditakuti karena bisa menghancurkan apapun.
Arca Ganesha digambarkan sedang duduk di atas padmasana atau singgasana teratai. Ganesha berbentuk manusia berkepala gajah dengan belalai yang menghisap mangkuk madu atau orang sering menyebutnya sebagai batok kepala yang dibelah berisi otak. Hal ini karena Ganesha merupakan dewa ilmu pengetahuan. Ganesha juga memiliki empat tangan yang disebut dengan Catur Biuja yang masing-masing membawa tasbih, gading, kapak dan mangkuk. Tidak hanya sebagai dewa ilmu pengetahuan, Ganesha juga disebut sebagai dewa penghalau bahaya atau penghalau rintangan, selain itu ia juga disebut Ganapatya atau pemimpin para Gana. Ganesha merupakan pimpinan tertinggi dalam ketentaraan Dewa Syiwa.
            Relung terakhir berisi Arca Dewi Durga Mahisasuramardini. Mahisasuramardini dapat diartikan sesuai dengan apa yang ada di dalam relung tersebut. Dalam relung terlihat sang dewi sedang berdiri di atas Mahisa atau kerbau yang merupakan jelmaan dari Asura. Asura adalah raksasa yang sangat kuat di kahyangan menurut kepercayaan umat Hindu. Dewi Durga di sini digambarkan sedang memegang Asura. Arca Dewi Durga ini memiliki delapan tangan yang masing-masing memengang senjata seperti cakram, gada, busur, panah, dan pedang. Penggambaran Dewi Durga dalam arca ini lebih sensual, ditunjukkan dengan kain penutup di atas pinggul, payudara yang lebih menonjol, dan senyum yang mengembang.
           

Penulis :Hani Latifah


Komentar

Tim Penyusun

1. Jamas Adri Waskito (18201241049)
2. Endah Dwi Ningrum (18201241057)
3. Hani Latifah (18201241059)
4. Zhao Caini (Anjani)

Kami merupakan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2018.
Blog ini disusun untuk memenusi salah satu tugas Mata Kuliah Menulis Faktual

Postingan populer dari blog ini

Cara Membuat Lilin Aroma Terapi

Beijing, Salah Satu Tempat Wisata yang Aku Kagumi